Minggu, 02 Juni 2013

BINTANG LAUT


Danu menghentikan gerakan tangannya yang menggenggam sebatang kuas.Telinganya menangkap suara derit pintu lantas disusul langkah-langkah berat.
Ia mengintip dari balik kanvasnya.Sarah nampak memasuki ruangan.Wajahnya beku.Syal yang melilit dilehernya nampak bernoda putih,salju.Diluar pasti sangat dingin.
"Apa yang sedang kau lukis?"
Pertanyaan Sarah meluncur sebelum Danu sempat bertanya.Padahal ia hendak menawarkan segelas cokelat panas untuk wanita berambut jagung itu.
Danu belum sempat menjawab karena Sarah telah berhasil mengintip kanvasnya.
"Kenapa kau melukis binatang menjijikkan itu?"cetus Sarah terdengar kesal. Ia menghempaskan tubuhnya diatas kursi disudut ruangan lantas menghela nafas panjang.
Danu tak berkomentar.Ia tahu Sarah sedang lelah.Laki-laki itu pergi ke dapur sebentar lantas beberapa menit kemudian ia kembali lagi dengan membawa segelas cokelat panas ditangannya.
"Bukankah dulu kau sangat menyukai bintang laut?"cecar Danu sembari menyodorkan gelas ditangannya pada Sarah."Bahkan dulu kau pernah memasukkan binatang itu kedalam botol..."
Sarah menerima gelas itu lantas mencicipi isinya.
"Kau merindukan negeri itu?"tanya Sarah pelan.Tak begitu antusias.
"Tentu saja,"sahut Danu cepat.Gembira."Kau juga bukan?"
Sarah menggeleng.
"Aku tidak."
Danu mendelikkan matanya.Heran.
"Sudah lima belas tahun dan kau tidak merindukan Indo sama sekali?"tanya Danu ingin meyakinkan dirinya sendiri.
Sarah menggeleng.
"Negeri itu telah merenggut semua yang kumiliki,"cetus Sarah.Kedua matanya lurus menerawang."Mengingatnyapun bahkan sudah membuka luka lama."
Danu mendesah.
Bencana itu memang telah merenggut semuanya.Ayah,ibu,saudara,kerabat,rumah,dan semua benda-benda pribadi milik Sarah telah lenyap terseret ombak ganas itu.Gadis itu telah kehilangan semuanya.Bahkan semangat hiduppun nyaris lenyap dari hatinya.Hanya Danu-lah satu-satunya sahabat yang tersisa.Danupun mengalami nasib yang sama.Mereka menjadi yatim piatu hanya dalam semalam saja.
Danulah orang yang selalu memberi semangat pada Sarah.Hingga akhirnya gadis itu bangkit dan kembali menatap masa depan.
"Bagaimanapun kita pernah sangat mencintai tempat itu,"ucap Danu usai termenung agak lama."Kita lahir dan besar disana.Ada begitu banyak kenangan yang tertinggal dinegeri itu."
Sarah bangkit dari tempat duduknya tiba-tiba.
"Aku tidak suka dengan topik pembicaraan ini,"tandasnya.Ia melangkah kedalam kamar lantas melepas lilitan syal dilehernya.
"Aku ingin mengunjungi tempat itu,"Danu mengejar langkah Sarah kedalam kamar dengan tergesa-gesa.
"Apa?!"teriak Sarah seraya membalikkan badan tiba-tiba.Ia menatap Danu dengan tatapan tajam."Untuk apa kau kesana?Memangnya siapa yang akan kau temui?Bukankah tidak ada satupun orang yang kau kenal disana?'tanya Sarah ketus.
"Tempat itu sudah pulih kembali,Sarah,"tandas Danu mencoba memberi pengertian.
"Tapi tetap saja aku tidak suka,"tegas Sarah.
"Aku tahu bencana itu menyisakan trauma mendalam dihatimu,"ucap Danu.
"Jika kau tahu kenapa kau mengungkit tempat itu?"tanya Sarah emosi.
Danu menghela nafas pelan.
"Aku hanya ingin pergi ke pantai bersamamu dan kita bersama-sama mencari bintang laut.Seperti saat kita masih kecil.Maaf jika keinginanku menyakiti ingatanmu,"
"Aku tidak mau,"cetus Sarah.Ia melanjutkan niatnya untuk melepas mantel tebal yang membungkus tubuhnya.
Danu menyerah.Ia hafal sifat Sarah.Setiap ia menyinggung kata bintang laut,pasti Sarah akan marah.
Danu berbalik dan kembali duduk di kursi disudut ruang tengah.Pikirannya masih berkutat pada pembahasan beberapa detik yang lalu.
Danu masih ingat betul,saat itu ia berumur sepuluh tahun sedang Sarah berumur delapan tahun.Mereka berdua sering menghabiskan waktu berdua.Mereka bermain dipantai sepanjang hari.Danu kecil sangat gemar mengumpulkan cangkang-cangkang kerang.Sementara Sarah sibuk bermain disela-sela batu karang kecil hanya untuk berburu bintang laut.
Gadis kecil itu sangat polos dan manis.Rambutnya yang sebahu tampak kemerahan tertimpa sinar matahari sepanjang siang.Kulitnya pun juga menghitam terbakar matahari.Ia selalu ceria dan sering berteriak memanggil nama Danu.
Tapi Danu telah kehilangan kepolosan gadis itu.Sarah yang kini hidup bersamanya adalah Sarah yang berbeda.
Gadis itu tumbuh menjadi seorang wanita yang cantik.Iklim Eropa sangat cocok dengannya dan mengubah warna kulitnya menjadi putih.Perangainya pun sama dengan masyarakat Eropa kebanyakan.Bahkan belum lama ini Sarah mengubah warna rambutnya menjadi pirang.
Dia seperti kehilangan jati dirinya.Bahkan ia telah melupakan asal-usulnya.Bukan salah Sarah jika ia menyimpan trauma mendalam atas peristiwa kelam masa lalu.Ia hanya belum bisa menerima apa yang menimpa dirinya.
Lukisan bintang laut itu belum selesai.Mungkin besok Danu akan menyelesaikannya.Entah apa kata Sarah jika ia menunjukkan hasil lukisan itu padanya.
Danu bangkit dari tempat duduknya.Lantas beranjak ke kamar Sarah.
Ia mendapati wanita itu telah terlelap.Ia pasti kelelahan bekerja,batin Danu sembari membenahi letak selimut yang membungkus tubuh Sarah.
Danu mengecup kening Sarah beberapa detik kemudian.Lalu ia ikut membaringkan tubuhnya disebelah tubuh wanita itu.
Siapapun diri Sarah sekarang,ia tetaplah Sarah yang pernah ia kenal dulu.Yang kerap meneriakkan namanya dari kejauhan.Sarah yang selalu ketakutan setiap mendengar suara petir.
Dan hanya dirinyalah yang dimiliki Sarah.Dan Sarah-lah satu-satunya orang yang Danu miliki.Sarah yang akan selalu ia cintai sampai kapanpun.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar