Sabtu, 09 Maret 2013

SEOUL'S DRAMA


"Apa kau tidak mendengar berita perselingkuhan Jun Seung ?" tanya Min Ah . Matanya menatap lurus ke arah Hye Rin yang masih sibuk melahap mie panas dari dalam panci . Gadis itu seperti tak acuh dengan apa yang sedang di cemaskan sahabat terbaiknya .
"Aku tahu ."sahut Hye Rin sementara mulutnya penuh dengan makanan . "Sudah makan saja ." imbuhnya lagi .
Min Ah heran dengan sikap Hye Rin . Dia makan begitu lahap seperti orang kelaparan padahal diluar sana tersiar kabar jika suaminya berselingkuh . Gadis macam apa dia , gerutunya .
"Apa di rumah mewah itu tidak ada mie instant ?" tanya Min Ah kesal . Ia ikut-ikutan melahap mie instant rebus panas dari dalam panci .
"Tidak ada. Kau tahu , bahkan makanan seenak kimchi pun tidak ada di meja makan . Makanya aku ingin makan sepuasnya ."celoteh Hye Rin dengan cepat .
Min Ah tak membalas ucapan Hye Rin . Selama beberapa menit mereka sibuk melahap mie instant rebus itu hingga tak bersisa . Setelah panci kosong , barulah Hye Rin membuka suara .
"Kenyang !" serunya tampak gembira . Ia memegang perutnya yang penuh dan hampir meledak itu . "Aku tidak pernah makan sekenyang ini ." ucapnya .
"Kau benar-benar tidak cemburu pada Jun Seung ? Ku dengar dia berselingkuh dengan seorang bintang film . "tutur Min Ah membahas kembali permasalahan sahabatnya . Ia ingin membahas tuntas kabar berita yang akhir-akhir ini beredar di internet . Tentang Jun Seung , suami Hye Rin yang konon pewaris tunggal salah satu hotel besar di Seoul .
"Tidak ."jawab Hye Rin ringan . Cukup untuk membuat Min Ah tercengang keheranan .
"Kau tidak cemburu sama sekali ? Apa kau sudah gila ?" desak Min Ah dengan mata melotot .
Hye Rin memperbaiki posisi duduknya sebelum mengutarakan cerita .
"Aku dan Jun Seung menikah karena dijodohkan . Sewaktu kecil ayahku pernah menyelamatkan ayah Jun Seung saat ia tenggelam di sungai . Dan ayah Jun Seung berjanji akan membalas jasa ayahku . Dan pernikahan inilah balas jasa yang ia janjikan kala itu . Jadi pernikahan ini bukan kami yang menginginkannya . Dan diantara kami sama sekali tidak ada cinta . Juga tidak ada cemburu . Kau mengerti ?" tandas Hye Rin menjelaskan .
"Aku tahu kau menikah karena dijodohkan ."sahut Min Ah bersemangat . " Tapi gadis mana yang tidak jatuh cinta melihat ketampanan Jun Seung ? Apa kau terlalu bodoh , Hye Rin ?"
Hye Rin meledakkan tawanya mendengar penuturan sahabatnya .
"Apa aku harus jatuh cinta pada orang seperti dia ?"ucap Hye Rin masih dengan tergelak . "Orang tuaku miskin dan aku masih mempunyai adik yang mesti dibiayai . Jadi asal aku bisa memberi mereka uang, itu sudah cukup untukku . Jadi aku tidak pernah berpikir untuk jatuh cinta pada Jun Seung .Lagipula aku tidak cantik dan tidak seksi . Juga bodoh . Mana mungkin Jun Seung akan jatuh cinta padaku . Perlu satu juta keajaiban untuk membuatnya jatuh cinta padaku . Kau tahu , wanita itu adalah kekasih Jun Seung . Jadi bisa dikatakan akulah wanita ketiga diantara mereka ."papar Hye Rin panjang lebar . Mata gadis itu tampak menerawang ke dinding saat menuturkan kalimat-kalimat itu .
"Kau benar , Hye Rin ."sahut Min Ah . Ia ikut tenggelam dalam cerita sahabatnya . "Gadis itu juga terlalu cantik , mana mungkin kau bisa menang bersaing dengannya ."imbuhnya lagi . "Tapi kau harus tetap bersemangat Hye Rin ."
"Semangat!"seru Hye Rin sembari mengepalkan jemarinya ke udara seperti yang dilakukan Min Ah .
Keduanya tertawa bersamaan .
"Aku harus kembali ke istana besi itu sekarang , Min Ah ." cakap Hye Rin sembari menyambar tasnya . Gadis itu baru tersadar jika malam telah tiba dan ia harus segera pulang kerumah . "Oh aku akan terlambat ! Sampai jumpa !"teriak Hye Rin seraya berlarian keluar dari rumah Min Ah dengan tergesa-gesa .
~~~~~~
"Nona dari mana saja ? Tuan besar mencari Anda sejak tadi ." cakap pelayan Yu menyambut kedatangan Hye Rin di depan pintu .
"Benarkah ? Apa Jun Seung sudah pulang ?"
"Belum . Tuan muda belum pulang .Sebaiknya Anda menemui Tuan besar . Beliau ada di ruang kerjanya sekarang ." pelayan Yu mengantar Hye Rin pergi ke ruang kerja ayah mertuanya .
Hye Rin berhenti didepan pintu . Ia mengatur nafasnya sebelum mengetuk pintu . Sekedar untuk membuang ketakutan dan keraguan yang mulai mengusik hatinya .
"Ayah , aku Hye Rin . Apa aku boleh masuk ?" seru Hye Rin . Setelah mendapat persetujuan , barulah Hye Rin berani membuka pintu ruang kerja ayah mertuanya .
"Ayah mencariku ?" tanya Hye Rin seraya mendekat ke tempat ayah mertuanya yang sedang duduk tanpa melakukan sesuatupun .
"Kau darimana ?"tegur ayah mertua Hye Rin .
"Aku pergi kerumah Min Ah ."sahut Hye Rin seraya tersenyum ."Apa ayah sudah makan ?"
"Sudah ."jawab ayah mertua Hye Rin ."Apa kau baik-baik saja ? Maksud ayah......"
"Maksud ayah berita yang beredar di internet tentang Jun Seung ?" timpal Hye Rin cepat . Lantas gadis itu tersenyum kecil . "Aku baik-baik saja , Ayah . Ayah tidak perlu khawatir . Itu hanya isu , belum tentu kebenarannya ." ucap Hye Rin tenang .
"Apa benar seperti itu ?" laki-laki itu tampak masih ragu akan ucapan menantunya .
"Tentu saja , Ayah . Aku percaya pada Jun Seung , jadi Ayah juga harus percaya padanya ." tegas Hye Rin . Mencoba membujuk ayah mertuanya .
"Baiklah jika begitu . Sebaiknya kau kembali ke kamarmu dan istirahat . "suruh Ayah Jun Seung .
"Baik , Ayah . Ayah juga harus istirahat . Selamat malam ."pamit Hye Rin di iringi senyum di ujung bibirnya . Sementara ayah Jun Seung ikut tersenyum senang melihat menantunya yang pandai memenangkan hatinya .
Hye Rin kembali ke dalam kamarnya dan ternyata Jun Seung telah lebih dulu tiba disana .
"Kau sudah pulang ?" tegur Hye Rin datar . Bahkan gadis itu hanya melihat suaminya sekilas .
"Kau benar-benar tidak terganggu dengan berita itu ?" tanya Jun Seung mengikuti langkah Hye Rin ke tempat tidur . Gadis itu lantas membuka mantel tebal yang membalut tubuhnya .
"Kau menguping percakapan kami ?" tanya Hye Rin . Dibalas anggukan kecil oleh Jun Seung . " Tentu saja aku tidak terganggu . Aku tidak punya waktu untuk mencemburui seseorang yang tidak ku cintai ." ,ucap Hye Rin terdengar acuh dan datar .
"Syukurlah ." sahut Jun Seung bersyukur .
"Kau sudah selesai ? "tanya Hye Rin kesal . "Menyingkirlah , aku ingin tidur sekarang ."usir Hye Rin memaksa Jun Seung untuk menyingkirkan tubuhnya dari hadapan Hye Rin .
Benar-benar gadis aneh , batin Jun Seung saat melihat Hye Rin langsung merebahkan tubuhnya tanpa berganti pakaian atau mencuci kakinya terlebih dahulu .
~~~~~~
Langkah kaki Hye Rin terhenti di depan pintu toko roti . Gadis itu terpana saat melihat kerumunan paparazzi telah menantinya diluar toko roti . Mereka langsung membidikkan lampu blizt kameranya ke arah Hye Rin bertubi-tubi saat mengetahui gadis itu telah keluar dari tempat itu .
"Apa aku sudah seterkenal ini ?" gumam Hye Rin tercengang melihat barisan wartawan telah menghadang langkahnya .
Hye Rin berusaha menerobos kerumunan pencari berita itu , namun justru bungkusan kue yang sedianya akan ia berikan untuk ayah mertuanya terjatuh ke dekat kakinya .
Mereka juga mengajukan berbagai macam kalimat pertanyaan kepada Hye Rin tentang kabar perselingkuhan Jun Seung . Mereka mendesak maju ke arah Hye Rin , memaksa gadis itu mundur ke belakang . Dan malangnya gadis itu terjatuh dan tepat saat itu terjadilah insiden kecil . Seorang wartawan ikut terjatuh dan menimpa tubuh Hye Rin yang telah lebih dulu terjatuh ke lantai teras toko .
Hye Rin pingsan setelah kepalanya terbentur ke lantai . Darah mengalir dari bagian belakang kepalanya .
Gadis itu dilarikan ke rumah sakit beberapa menit kemudian .
Peristiwa ini beredar di internet dengan cepat . Dukungan dan simpati banyak berdatangan ke pihak Hye Rin . Dan sebaliknya hujatan pun banyak dilontarkan kepada Jun Seung yang telah dituduh berselingkuh , juga tidak bisa menjaga istrinya dengan baik .
Nama Hye Rin melesat cepat bak roket . Di seluruh Korea nama Hye Rin mendadak terkenal dan menjadi kata yang paling banyak dicari di internet .
Gadis itu tersadar dari pingsan beberapa jam kemudian . Ia harus mendapat dua jahitan di kepalanya akibat peristiwa itu .
Saat ia bangun telah ada ayah mertuanya yang setia menunggu . Juga ibu Jun Seung . Tapi Jun Seung malah tidak ada disana . Ia masih ada rapat di hotel . Pihak investor mulai gelisah akan nilai saham hotel dikarenakan berita yang beredar di internet tentang perselingkuhan Jun Seung .
"Maafkan aku Ayah , Ibu..." gumam Hye Rin lirih .
"Apa yang kau katakan ?" sentak ayah mertuanya . " Kau adalah korban , kenapa mesti minta maaf ?"
"Benar ."sahut ibu Jun Seung menambahi ."Jun Seung yang harus dipersalahkan , bukan kau Hye Rin ." belanya lagi .
"Sebaiknya kau istirahat ."saran ayah Jun Seung kemudian .
~~~~~~
"Aku minta maaf ." ucap Hye Rin pelan . Matanya baru saja terbuka dan telah mendapati Jun Seung sedang duduk tertegun didekat tempat tidurnya . "Harusnya mereka tidak menyalahkanmu seperti itu ."tandasnya lebih lanjut .
"Hye Rin..."
"Kau atau aku tidak bersalah ."potong Hye Rin cepat . Ia ingin mendominasi pembicaraan saat ini ." Kita hanya alat balas budi . Jika tahu akan berakhir seperti ini , sejak awal aku tidak akan menerima perjodohan ini ."
"Kau masih sakit , Hye Rin . Sebaiknya kau istirahat dan tidak banyak bicara ."cakap Jun Seung menyela .
"Kau mencintainya bukan ?" tanya Hye Rin beralih topik perbincangan .
Jun Seung terdiam . Mencoba memahami maksud Hye Rin yang sebenarnya .
"Aku akan mengakhiri semuanya agar kau bisa bersamanya . Kau tidak perlu khawatir . "
"Apa maksudmu yang sebenarnya ?"tanya Jun Seung bingung .
"Aku akan pergi dari hidupmu . Dan kita kembali ke kehidupan kita sebelumnya , seolah semua ini tidak pernah terjadi . Bagaimana ? Apa kau setuju ?" tawar Hye Rin seraya tersenyum . Ia tampak ceria seolah tidak pernah terjadi apapun dalam kehidupannya .
"Apa kau sudah gila ?" seru Jun Seung seraya tersenyum pahit . Menertawakan kebodohan dan kepolosan Hye Rin . "Apa kau pikir mudah untuk mengembalikan semua seperti semula , seperti tidak pernah terjadi apapun ?"
Hye Rin membisu . Ia menyadari kebodohannya . Cara berpikirnya terlalu sederhana , padahal masalah ini sudah mencapai puncaknya .
"Lalu apa yang harus kita lakukan ?" tanya Hye Rin polos .
"Aku tidak tahu ."jawab Jun Seung tak bersemangat .
Kasihan Jun Seung . Dialah yang tampak paling menderita saat ini , batin Hye Rin terharu melihat wajah Jun Seung yang tampak kusut . Ia hanyalah korban . Ia terjebak pada situasi yang sulit . Apa yang harus ia lakukan untuk mengeluarkan Jun Seung dari semua masalah ini ?
Gadis itu mulai memupuk rasa simpati pada penderitaan Jun Seung perlahan-lahan dan tanpa ia sadari pula .
~~~~~~
Jun Seung tidak mendapati Hye Rin di kamar rumah sakit pagi ini . Kamar itu kosong . Bekas jarum infus tergeletak di atas tempat tidur . Seperti di cabut paksa . Apa Hye Rin kabur ?
Jun Seung begegas memeriksa kamar mandi , tapi hasilnya nol . Jun Seung melanjutkan pencariannya ke sekeliling rumah sakit dan taman . Tapi Hye Rin tak nampak sama sekali .
Ia masih berusaha menghubungi keluarga , bawahan juga teman-teman Hye Rin . Tapi tak ada satupun yang tahu dimana keberadaan gadis itu . Ia benar-benar menghilang .
Tak terbayangkan betapa marahnya Ayah Jun Seung setelah mengetahui menantunya hilang . Jun Seung lah yang menjadi sasaran amarah ayahnya . Sedang ia juga tak bisa berbuat apa-apa .
Jun Seung menemui Min Ah keesokan harinya , tapi sahabat Hye Rin itu juga tidak tahu menahu keberadaan Hye Rin . Ia malah baru tahu jika Hye Rin menghilang .
"Apa kau tahu sesuatu , mungkin sebuah petunjuk ?" desak Jun Seung setengah memaksa .
Namun Min Ah hanya menggeleng .
"Dia tidak pernah kabur sebelumnya ."ucap Min Ah . "Tapi dulu sewaktu kami sekolah , dia selalu bercanda ingin menjadi biarawati . Tapi bukan berarti dia ingin menjadi biarawati , bukan ?"
"Dia pasti merasa sangat bersalah atas keadaan yang menimpa kami berdua ."imbuh Jun Seung .
"Kenapa kau begitu mencemaskannya ? Bukankah lebih baik jika Hye Rin tidak ada ?"
"Aku tidak tahu kenapa aku mencemaskannya . Biasanya aku melihat Hye Rin setiap hari . tapi tiba-tiba saja dia tidak ada . Aku merasa ada sesuatu yang hilang ."ungkap Jun Seung terdengar jujur .
"Kau mencintainya ?" cecar Min Ah cepat .
Jun Seung menggeleng perlahan .
"Aku tidak tahu ."sahutnya pendek .
"Bodoh !" maki Min Ah . Gadis itu tertawa getir . "Lebih baik Hye Rin tidak pernah kembali . Bukankah sia-sia saja dia kembali jika tidak ada yang mencintainya ."tutur Min Ah terdengar sinis . Ia geram melihat Jun Seung yang seperti tak punya pendirian . Gadis itu beranjak dari tempat duduknya usai meminum habis kopi di cangkirnya . Tanpa basa basi ia meninggalkan Jun Seung yang tengah tertegun dengan lamunannya sendiri .
~~~~~~
Hye Rin tengah tekun menatap ke segerombolan anak-anak yang sedang bermain sepak bola di halaman panti asuhan . Sesekali bibirnya tersenyum melihat kegembiraan anak-anak yang tak punya keluarga itu .
Hye Rin menetap di panti asuhan itu sekaligus menjadi pekerja sosial disana . Ia membantu ibu panti membersihkan tempat itu , juga membantu anak-anak belajar . Dengan begitu ia mendapat sebuah kepusan tersendiri didalam hatinya .
Dua bulan telah berlalu . Dan Hye Rin merasa bahagia meski ia telah kehilangan sesuatu . Ia tak ingin menengok ke belakang . Dan ia juga membangun dunianya sendiri disana , tanpa pernah mendengar informasi apapun tentang Jun Seung . Meski terkadang ia merindukan sikap angkuh laki-laki itu .
"Kak Hye Rin !!"
Teriakan anak-anak itu memporak-porandakan lamunan gadis itu . Ia segera bangkit dan berlari ke arah kerumunan anak-anak yang sedang menunggunya untuk ikut bergabung dengan mereka .
Hye Rin tak pernah tahu apa yang telah terjadi di Seoul semenjak kepergiannya saat itu . Ia hanya ingin melepaskan belenggu yang menjerat Jun Seung selamanya .
Namun tiba-tiba ibu panti tergopoh-gopoh mendekat ke arah Hye Rin . Di tangannya ada sebuah surat kabar yang akan ia tunjukkan pada Hye Rin .
"Hye Rin , kau harus membaca ini ." suruh ibu panti pada gadis itu .
Hye Rin bingung namun akhirnya ia membaca berita yang tertulis di surat kabar itu . Matanya tampak terbelalak mengetahui isi berita itu .
~~~~~~
Hye Rin terpaku didepan pintu rumah Jun Seung . Ia ragu untuk masuk , tapi surat kabar itu menyebutkan jika ayah Jun Seung tengah sakit sementara hotel juga di ambang kebangkrutan .
"Nona Hye Rin !" teriak pelayan Yu kaget melihat kedatangan Hye Rin yang tiba-tiba . Seperti terjatuh dari langit saja. "Kemana saja Nona selama ini ? Kami semua mencemaskan Anda ."
Hye Rin belum sempat menyahut ketika Ayah Jun Seung mendadak muncul dengan menaiki kursi roda .
"Akhirnya kau datang juga setelah mencampakkan Jun Seung ?" tanya ayah mertua Hye Rin terdengar geram . "Sekarang untuk apa kau datang kesini ?"
"Ayah .." Hye Rin melangkah mendekat ."Hye Rin minta maaf ."
"Minta maaf ?"ulang laki-laki itu . "Setelah menghilang begitu saja kau ingin minta maaf ? Apa kau tidak tahu kami semua mencemaskan keadaanmu saat itu ? Kau sama sekali tidak memberi kabar , dimana perasaanmu Hye Rin ?!'teriaknya kemudian .
Hye Rin tak menjawab . Gadis itu tertunduk . Sementara titik-titik air matanya mulai menetes menjelaskan segenap penyesalannya .
"Apa yang kau inginkan sekarang ? Perceraian ?" sentak ayah Jun Seung tiba-tiba .
"Ayah , Hye Rin tidak bermaksud seperti itu ." ucap Hye Rin ."Saat itu Hye Rin hanya merasa menjadi beban untuk Jun Seung . Karena kehadiran Hye Rin , Jun Seung harus berpisah dengan kekasihnya . Hye Rin hanya ingin mengembalikan semuanya ke awal ."
"Tapi kau tidak bisa mengembalikan semua ke awal , Hye Rin !"
Hye Rin tercekat . Ia berbalik dan Jun Seung telah berdiri dihadapannya .
"Jun Seung ..."
"Sebaiknya kau kembali kerumahmu . Karena kau sudah tidak diterima disini lagi ." tandas Jun Seung tegas .
Hye Rin tercekat . Ia hampir tak mempercayai apa yang baru saja didengarnya .
Begitukah ? batinnya pedih . Kedatangannya kali ini hanya untuk dicampakkan ? Setelah ia pernah menghilang begitu saja , padahal ia berharap kedatangannya akan disambut baik oleh mereka semua . Tapi kenyataan jauh dari apa yang ia harapkan .
Hye Rin mulai menggerakkan kakinya tanpa sanggup berkata sepatahpun . Tak ada lagi yang perlu dijelaskan . Jun Seung yang selama ini ia cemaskan ternyata tak pernah merindukannya . Padahal ia sangat ingin memperbaiki hubungan mereka yang tak pernah baik selama ini .
Hye Rin berjalan dan terus berjalan tanpa tujuan . Bersama air mata yang tak berhenti mengalir dari kedua matanya .
Inilah yang disebut takdir , batinnya . Yang mesti ia jalani suka atau tidak suka .
~~~~~~
Hye Rin jatuh sakit setelah kejadian itu . Namun dokter tak pernah tahu apa penyakit yang mendera tubuhnya . Gadis itu kian hari kian kurus saja . Ayah dan ibunya sangat mencemaskan keadaan anak gadisnya . Tapi mereka tak bisa berbuat banyak untuk mengobati Hye Rin .
"Hye Rin bisa meninggal jika dibiarkan terus seperti ini , yah ." ucap Ibu Hye RIn lirih . Matanya tampak berkaca-kaca menatap Hye Rin yang sedang terlelap .
"Apa yang bisa kita lakukan agar Hye Rin sembuh ,Bu ?' tanya suaminya sedih .
"Cobalah untuk menemui Jun Seung dan bicara padanya , Ayah . Ibu yakin jika Jun Seung datang , putri kita akan sembuh ."ucap istrinya .
"Mereka sudah mengusir Hye Rin ,Bu. Mana mungkin ayah datang kesana dan mengemis pada mereka ? Ayah tidak mau melakukannya ."
"Tapi semua demi putri kita , Yah . Anak kita satu-satunya ..."sambung ibu Hye Rin .
"Ayah , Ibu....." tiba-tiba Hye Rin terbangun dan ikut menyela percakapan itu . " Hye Rin baik-baik saja , kalian tidak perlu cemas ."tandas Hye Rin
"Tapi Hye Rin....."kalimat Ibu Hye Rin terpotong .
"Ibu...." Hye Rin merangkul bahu ibunya ."Hye Rin janji , Hye Rin akan baik-baik saja selam bersama kalian ." ucap nya mencoba memberi keyakinan pada kedua orang tuanya . Terutama pada ibunya yang sangat mencemaskan keadaannya .
~~~~~~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar