Kamis, 18 Februari 2016

KENANGAN TERINDAH


Kata orang cinta pertama selalu berkesan dihati.Mungkin bagi sebagian orang itu hanya sebatas ungkapan belaka.Atau hanya sebagai kata mutiara yang dipakai di "display picture" yang dipasang di media sosial.Yeah,apapun itu buatku cinta pertama adalah cinta pertama.Yang akan selalu tertanam di otakku meski mungkin sudah memudar seiring berjalannya waktu.Tapi akan menjadi penggalan sejarah dihidupku kelak yang kusebut sebagai "kenangan".
Sebelumnya aku tidak tahu apa arti jatuh cinta pada pandangan pertama.Yang aku tahu aku menyukai gadis itu sejak pertama aku melihatnya turun dari sebuah bus.Ia tampak manis dalam balutan seragam sekolah menengah pertama.Tatapan matanya polos dan sesekali angin mempermainkan rambut hitamnya.Naluriku mendesak untuk menyapanya tapi apa dayaku.Rasa malu menahan langkahku untuk menghampiri gadis itu.Duh Gusti, aku jatuh cinta pada anak kelas tiga SMP!Aku hanya bisa bergumam dalam hati.

Saat itu aku sedang berlibur ke rumah kerabat di Purwodadi.Aku sudah lulus sekolah dan aku bisa menghabiskan waktu sepuasnya disana.Dan satu lagi kejutan dari Tuhan untukku. Gadis yang kutemui saat itu adalah tetangga dari saudaraku sendiri.Jarak rumah kami hanya terpaut sekitar 10 meter saja.Sempurna,decakku kala itu.
Kerabatku,lebih tepatnya kakakku memperkenalkan aku dengan gadis manis itu.Namanya Tari.Sederhana dan mungkin nama itu terlalu banyak yang memakainya.Tapi buatku sebaris nama itu begitu indah dan setiap aku mendengar nama itu disebut oleh siapa saja,sanggup mendebarkan jantungku yang semula berdetak dengan normal. Awalnya kami hanya saling bertegur sapa.Itupun dengan tingkah malu-malu.Untuk orang yang pertama kali jatuh cinta,kurasa hal semacam itu wajar.
Tapi seiring berjalannya hari kami mulai dekat.Kami yang semula hanya bertegur sapa lama kelamaan mulai membuka diri satu sama lain.Kami mengobrol,bercanda dan bermain bersama.Kami sering menghabiskan waktu berdua saja.Karena kebetulan didepan rumah kakak terbentang sebuah persawahan,kami sering bermain disana hanya untuk mencari keong.
Dan apa yang kulakukan saat itu adalah menunggunya pulang sekolah setiap hari didepan rumah sembari berdoa agar jam berputar lebih cepat dari biasanya. Dan kami bisa menikmati waktu bersama-sama seperti yang kami biasa lakukan.

Tiga bulan telah berjalan dengan manisnya.Kini saatnya aku kembali ke kota kelahiranku.Bojonegoro.
Meski sebenarnya berat tapi aku harus kembali.Tapi aku menyelipkan janji dalam hati untuk sering mengunjunginya.Paling tidak,aku harus bisa menyempatkan diri untuk bertandang ke Purwodadi.Meski sesibuk apapun.Karena setelah itu aku mendapat tawaran pekerjaan di Surabaya.
Akhirnya aku menuruti ajakan seorang teman untuk bekerja di Surabaya.Disana aku merasa lumayan betah dan aku cepat beradaptasi dengan lingkungan. Perlahan aku sedikit lupa tentang Tari.Bukan sepenuhnya lupa sih.
Sampai suatu hari aku mendapat kejutan dari gadis itu.Dia mengirim sebuah pesan singkat ke ponselku.
"Hai,apa kabar Kak?Aku Tari,"ucapnya via sms.
Aku senang sekaligus heran.Darimana ia dapat nomor ponselku?Karena setahuku saat itu ia tidak punya ponsel.Maklumlah saat itu didesa belum banyak yang punya ponsel.
Mulai saat itu kami berdua dekat kembali.Dan rasa suka itu bersemi kembali.Namun aku hanya bisa memendam perasaanku dalam hati karena aku takut ia tak mempunyai perasaan yang sama denganku.Dan hubungan kami merenggang gara-gara hal itu.Sungguh aku tidak mau seperti itu.
Aku membalas sms-sms darinya dan terkadang kami berkomunikasi via telepon.Namun seperti pada awalnya hubungan kami masih seperti adik kakak.

Waktu terus berjalan nyaris lima tahun kami masih berkomunikasi seperti biasa.Yeah,seperti adik dan kakak.
Hingga pada suatu saat aku mengenal seorang gadis di perantauan.Singkatnya kami berdua pacaran selang beberapa waktu kemudian.Tapi aku tidak menutupi apapun dari Tari.Aku menceritakan semuanya pada Tari.Termasuk saat keluarga kekasihku memintaku untuk segera melamar dirinya.Tari menanggapinya dengan baik.Benar dugaanku jika ia tak keberatan dengan keputusanku.Namun ia memintaku untuk bertandang kerumahnya dalam waktu dekat dan aku memenuhi permintaannya.
Ia hanya mengatakan jika ia merindukanku...

Aku memenuhi janjiku seminggu kemudian.Aku pergi mengunjunginya di Purwodadi.
Aku mengetuk pintu rumahnya pada suatu sore.Ia menyambutku dengan sebuah pelukan hangat begitu ia membuka pintu.Dan detik-detik berikutnya kami mengobrol di teras rumahnya.
"Aku kangen Kakak,"ucapnya manja kala itu.Kujawab dengan pernyataan yang sama."Kenapa Kakak keburu ninggalin aku?"
Aku sedikit terkejut mendengar pertanyaan Tari yang sama sekali tak kupahami.
"Maksudmu apa Dek?"tanyaku bingung.
"Kenapa Kakak cepet nikah?Aku nggak mau Kakak ninggalin aku.Aku cinta Kakak,"pengakuan polos itu akhirnya keluar juga dari bibirnya.Membuatku tercengang seketika.
"Ya ampun Dek,"gumamku gemetar."Sejak kapan?"
"Sudah lama.Tapi aku takut mengatakan hal itu pada Kakak.Aku takut Kakak membenciku dan menjauhiku.Mungkin juga akan ninggalin aku,"ungkap gadis polos itu.
"Aku juga cinta kamu Dek,"ucapku lirih.Karena jauh didalam lubuk hatiku seribu penyesalan mendadak menyerbu.Ribuan "andai" terngiang di telingaku.Andai kami saling terbuka dari awal pasti takdir tidak akan berjalan seperti ini.
"Mungkin kita tidak berjodoh Kak,"ucapnya lagi."Kalau di kehidupan mendatang kita bisa dilahirkan kembali aku ingin hidup bersama-sama dengan Kakak."
Bodoh,batinku.Pasti ia terlalu banyak melihat drama Korea menyebalkan itu,batinku.Aku bisa melihat kesedihan mendalam terpancar dari sepasang mata gadis itu.
"Peluk aku untuk yang terakhir kalinya Kak,"pintanya sejurus kemudian.
Aku meraih tubuhnya kedalam pelukanku lantas mengecup keningnya lembut.
"Aku minta jangan lupain aku Kak,"bisiknya."Sampai aku yang memintanya sendiri."
Barisan kalimat itulah yang masih kuingat sampai sekarang...

Kami masih rajin berkomunikasi setelah hari itu.Namun apa yang kutakutkan harus terjadi juga.
"Sudah waktunya aku menarik ucapanku Kak,"ucapnya."Kakak boleh lupain aku.Aku minta izin dan doa restu dari Kakak."
Ada seorang pemuda yang melamar Tari.Sementara aku tak bisa berkata apa-apa selain mengiyakan.
Dan mau tidak mau kami harus mengakhiri kisah kami.Kami tak bisa menjadi kakak adik lagi.Bahkan kami bukan apa-apa setelah ini.Kami harus menjalani hidup masing-masing tanpa memberi kabar ataupun saling tegur sapa.Meski itu cuma lewat udara sekalipun.Tidak boleh.Ada batasan larangan untuk itu.

Tapi aku mungkin tak bisa memenuhi permintaan Tari untuk melupakan dirinya.Aku yakin sampai saat inipun dia masih mengingatku.Meski ada orang lain disisinya.Ada ruang tersendiri dihatinya untukku.Begitu juga sebaliknya.
Namun aku berterimakasih padanya karena sempat mengisi lembaran hari-hariku dengan senyum dan tawa bahagia.Meski itu terasa singkat.Tapi semua itu kusimpan rapi didalam ingatanku.
Aku percaya bahwa ia akan lebih bahagia bersama pemuda itu.Ia akan memiliki sebuah keluarga kecil yang bahagia seperti yang telah kumiliki sekarang.
Aku hanya bisa mendoakannya dari jauh.Untuk kesehatan dan kebahagiaannya.Meski aku sangat ingin mengulang semuanya dari awal dan jujur mengakui perasaanku yang sesungguhnya.Tapi aku tidak akan pernah menyesali semuanya.Karena aku yakin cinta dan takdir adalah rahasia langit.Tuhan yang menuliskan semuanya.Bukan manusia.
Gadis manis itu akan selalu kuingat selama hidupku.Ia yang kelak akan kukenang sebagai "kenangan terindah" dan cinta pertamaku...


...bila yang tertulis untukku adalah yang terbaik untukmu. kan ku jadikan kau sebagai kenangan yang terindah dalam hidupku...

nb:
Cerita ini berdasarkan pengalaman seorang teman yang ingin kisahnya dituliskan dalam bentuk cerpen.Semoga cerpen ini sesuai dengan harapan...