Rabu, 20 Februari 2013

UNSAID SORRY

Andai boleh memilih , aku tidak mau dilahirkan sebagai anak kembar..........


Aku menemukan sebuah boneka kelinci berbulu putih diatas meja belajar sepulang dari tempat les sore ini. Pasti Keisha , tebakku seraya meraih boneka itu lantas melemparnya dengan keras ke dinding. Kemarin ia menaruh sebatang cokelat di atas meja belajarku, hari ini boneka , lalu besok apa lagi?

Apa karena aku tidak punya kekasih lantas ia memberi benda-benda seperti itu padaku ? Karena ia ingin pamer kalau Angga memberinya banyak hadiah. Konyol sekali, batinku kesal. Aku bisa membeli barang-barang seperti itu, gumamku geram.

"Kak Kayla....." mendadak Keisha muncul dari balik pintu. Saudara kembarku itu terkejut begitu melihat boneka kelinci itu dalam posisi terbalik diatas lantai. Ia segera meraihnya dan menaruhnya diatas tempat tidurku. "Bonekanya jatuh Kak..."

"Aku yang membuangnya." ucapku datar. Dingin dan tanpa perasaan. Sengaja melukai hati Keisha.

"Kenapa ? Apa Kakak tidak suka ? Kalau begitu Kakak bisa menukarnya dengan punyaku." tawar Keisha dengan polos. Namun dimataku tampak seperti orang bodoh.

"Tidak perlu."timpalku cepat. Aku segera membalikkan tubuh dan melepaskan jaket yang melekat ditubuhku. Berusaha menghindari percakapan dengannya.

Aku membenci Keisha . Bahkan sejak dulu. Karena ia lebih ketimbang diriku. Wajah kami mirip , tapi ada begitu banyak hal yang membuat kami berbeda. Keisha yang pandai dalam semua mata pelajaran , dan disukai banyak orang karena sifatnya yang hangat dan terbuka. Sementara aku tak begitu pandai , dan juga tak sehangat Keisha. Dan saat Keisha berpacaran dengan Angga aku semakin membencinya. Karena aku yang terlebih dulu mengenal Angga , tapi justru Keisha yang dipilih oleh Angga. Buatku ini benar-benar tidak adil!

Mama dan papa pun bersikap pilih kasih. Terlebih beberapa minggu terakhir ini. Mereka begitu memanjakan Keisha . Ah.... aku begitu mencemburui saudaraku sendiri....

"Kak....."panggil Keisha . Gadis itu tampak merebahkan tubuhnya diatas tempat tidurku. Aku hanya menggumam sembari sibuk mengganti pakaianku.

" Malam ini apa boleh aku tidur disini?" tanya Keisha membuatku terkejut. Sudah bertahun-tahun lamanya kami tidur terpisah , tapi kali ini Keisha mengajukan permintaan itu. Buatku ini terdengar aneh . Karena terus terang aku tidak suka tidur bersama "rival" ku.

"Tumben..."sahutku. "Ada apa nih?" aku duduk di sisi tempat tidur seraya mengamati gerak gerik Keisha.

"Nggak pa pa." balas Keisha seraya tersenyum. " Sudah lama kita nggak tidur bersama kan? Aku kangen Kak Kayla....."

Kangen ? batinku tergelak. Setiap hari kami bertemu dan dia mengatakan kangen padaku . Apa karena aku yang selalu sibuk dengan berbagai macam les yang menyebalkan itu sehingga kami jarang berkomunikasi.

"Kamu aneh Kei...." olokku seraya menertawakannya. "Kita bukan anak kecil lagi."

"Ayolah Kak..... Please."rayu Keisha memelas. Ia tampak sangat serius dengan ucapannya. Menggelikan , batinku. Mau tak mau aku meluluskan permintaannya malam ini . Meski aku tak menyukai hal ini..........

~~~~~~~~`

Uh..... sebentar lagi hujan, keluhku saat malihat ke arah langit yang tampak tertutup kabut hitam pekat . Beberapa menit lagi dipastikan hujan akan segera mengguyur seisi kota.

Aku baru saja keluar dari tempat les dan hanya bisa menatap teman-temanku yang bersiap akan pulang. Mereka tak perlu berpayah-payah berdiri di halte bus sepertiku , karena sudah ada jemputan yang menunggu . Tak seperti diriku yang harus sendirian jika ingin pergi kemana-mana. Menyebalkan.......

Aku merasa diriku orang yang paling malang di dunia ini......

Tetes-tetes air hujan mulai jatuh tertumpah dari langit tatkala mataku mulai berkabut. Air mata nampaknya mulai membendung di dalam kelenjar mataku. Hampir saja tertumpah jika saja seseorang tidak berteriak memanggil namaku.

"Kayla!"

Aku tercekat menatap kedatangan Angga yang tergopoh-gopoh berlari menuju ke tempatku berdiri. Aku hampir tak mempercayai keberadaannya di tempat ini. Kebetulankah ini?

"Yuk kuantar pulang..."tawarnya ketika sampai di hadapanku.

"Apa?" tanyaku spontan . Kaget. Benarkah ia sedang menawarkan bantuannya untuk mengantarku pulang? batinku.

"Kenapa ? Nggak mau ?" ia mengernyitkan dahinya .

"Bukan begitu... Hanya saja ini terdengar aneh. Nggak biasanya kamu datang kesini."ucapku seraya tersenyum kaku.

"Keisha yang menyuruhku."tandasnya kemudian . Menyurutkan senyum di wajahku seketika itu juga.

"Ohhh..."gumamku kecewa. Jadi Keisha yang menyuruh Angga untuk menjemputku. Ada motif apa dibalik ini semua ? tanya hatiku.

"Ayo Kay......" desak Angga seraya menarik ujung tasku. Sementara hujan bertambah deras dari sebelumnya.

Namun aku menggeleng . Aku tidak mau menerima kebaikan Angga jika Keisha yang menyuruhnya. Aku tidak akan suka menerimanya .

"Kenapa ? Hujan sudah turun tuh...."tunjuknya.

Biar. Aku malah lebih suka kebasahan daripada diantar Angga. Lain ceritanya jika Angga sendiri yang berinisiatif untuk menjemputku...

"Aku pulang sendiri saja...."tolakku tegas. Membuat Angga terkejut. "Aku sudah terbiasa pulang sendiri kok......."

"Tapi Kay....."

Aku melangkahkan kakiku menembus curahan air hujan dan membiarkan teriakan Angga yang memanggil namaku. Membiarkan perasaanku terluka sendirian dibawah derasnya air hujan......

~~~~~~~~~

"Apa-apaan kamu Kei?!" teriakku sembari membentangkan pintu kamar Keisha lebar-lebar. "Ini nggak lucu sama sekali!".

Keisha bangkit dari atas tempat tidur. Ia tampak tercengang melihat seluruh tubuhku basah kuyup karena air hujan .

"Apa maksudmu menyuruh Angga untuk menjemputku ? Bukankah dia pacarmu , kenapa kamu melakukan itu padaku?" cecarku geram.

"Kak......" Keisha melangkah mendekat . " Aku hanya ingin Kak Kayla nggak kehujanan . "tandasnya pelan. "Aku minta maaf kalau Kakak nggak suka....."

Aku tersenyum sinis. Konyol sekali pikiran adikku itu....

"Lucu sekali....." sindirku penuh kebencian.

"Bukankah Kak Kayla menyukai Angga?" tanya Keisha membuatku terpojok. Keisha tahu perasaanku pada Angga ? "Jika Kakak mau , aku akan memberikannya pada Kakak."

Aku terhenyak. Gila! Apa yang sedang dipikirkan anak itu sebenarnya? Sikapnya terlalu aneh. Sebuah kebaikan yang sangat berlebihan dan tidak masuk akal.

"Oh .. jadi begitu? " aku tersenyum pahit . "Setelah kamu bosan kamu memberikan Angga padaku ? Juga hadiah-hadiah darinya yang nggak kamu suka, kamu berikan padaku. Begitukah ?"

"Bukan begitu...."

"Bukan begitu apanya ?!" teriakku lantang. Aku sama sekali tidak memberinya kesempatan untuk menjelaskan maksud hatinya. " Semua sudah jelas , Kei . Kenapa mesti menyangkal ?" desakku tidak sabar.

"Apa-apaan ini ?!" sentak mama yang tiba-tiba muncul dari balik pintu." Kayla , kenapa bertengkar dengan adikmu? Bukannya cepat ganti baju , nanti kamu sakit bagaimana?"

"Mama ini....."gerutuku kesal. Aku buru-buru pergi dari kamar Keisha.

Aku sudah muak dengan sikap Keisha. Mama juga sama menyebalkan seperti Keisha. Mama lebih membela Keisha daripada menanyakan apa yang sedang kami perdebatkan. Huh.... Aku benci dengan semua orang!!!!!!

~~~~~~~~~

"Apa kamu harus pergi?" tanya mama seraya mengawasi gerak gerikku yang sedang sibuk mengemasi pakaianku ke dalam travel bag. Tampaknya mama sedikit keberatan dengan rencana liburanku akhir semester ini.

" Mam.... Aku hanya pergi ke puncak bukan keluar negeri . Lagipula cuma tiga hari kok. " sahutku masih seraya memasukkan pakaianku ke dalam travel bag.

"Kasihan Keisha , nanti dia pasti kesepian jika kamu pergi." ucap mama. Sepertinya mama sedang mencari-cari alasan agar aku tidak pergi. Aneh sekali....

"Mam..." kali ini aku menghentikan kegiatanku . Aku menatap wajah mama. Ada sesuatu yang aneh di wajah mama , namun entah apa itu. "Ada apa dengan mama ? Aku sudah delapan belas tahun , Keisha juga . Nggak selamanya kami kami harus bersama-sama." tandasku mencoba memberi pengertian pada mama. Dan ku harap ia mau mengerti.

"Tapi Kay......."

"Mam....."potongku cepat. "Bukankah selama tiga hari ke depan nggak akan ada pertengkaran diantara kami , dan itu akan lebih baik ?"

"Tetap saja mama nggak suka kamu pergi......"

Aku tersenyum pahit . Sebenarnya siapa yang mama cemaskan , Keisha atau aku ? Kenapa sikap mama sangat berlebihan seperti ini , seolah-olah aku akan pergi selamanya saja.

"Biarkan Kak Kayla pergi , Ma...."sela Keisha yang mendadak muncul dari balik pintu kamarku. Ia masih memakai piyama merah muda kesayangannya. Tampaknya ia akan menikmati liburan akhir semester ini hanya dengan bermalas-malasan di rumah. Tampangnya juga kusut karena baru saja bangun tidur.

"Jadi apa yang mama cemaskan sekarang ?" timpalku . " Keisha saja nggak keberatan kok ."ulasku enteng. Aku melanjutkan kegiatanku berkemas karena satu jam lagi aku harus berangkat.

~~~~~~~~~

Tiga hari yang menyenangkan..... Udara pegunungan yang sejuk membuatku kembali fresh sebelum menyambut semester baru. Aroma daun teh , bunga melati , dan kegembiraan yang kami bagi disana benar-benar membuatku lupa akan segalanya. Aku berharap suatu saat akan pergi ke tempat itu lagi.

Aku menyeret travel bag milikku dengan pelan. Tubuhku lelah dan mataku juga didera kantuk yang teramat sangat . Tadi malam kami mengadakan acara barbeque sampai dini hari . Aku hanya ingin segera sampai di rumah dan mandi sepuasnya sebelum merebahkan tubuh di atas tempat tidurku. Tapi aku sebelum itu aku ingin menceritakan pada Keisha betapa menyenangkannya liburanku kali ini , dan betapa bodohnya dia yang hanya menghabiskan liburan dengan bermalas-malasan dirumah.

Tapi begitu sampai dirumah , aku hanya bisa tertegun di depan pintu rumahku yang terkunci. Mobil papa juga tidak ada di dalam garasi. Kemana mereka semua ? Atau jangan-jangan mereka bertiga mengadakan acara liburan sendiri tanpaku ? Sial , gumamku kesal.

"Kayla!"

Aku membalikkan tubuh tatkala mendengar teriakan seseorang memanggil namaku. Dan aku mendapati Angga sedang terburu berlari ke arahku. Wajahnya tampak panik . Membuatku bertanya-tanya. Ada apa ?

"Kita harus pergi sekarang !" ajaknya seraya menyeret tanganku dengan paksa.

"Kemana?" tanyaku bingung.

"Nanti kamu juga akan tahu." jawabnya seraya memaksaku untuk segera masuk ke dalam mobilnya. Sementara aku yang bingung , menurut saja ajakannya. Bahkan aku juga meninggalkan travel bag ku begitu saja di depan pintu rumah. Ada apa sebenarnya ? Apa yang terjadi ? tanya hatiku bertubi-tubi. Kenapa tiba-tiba saja aku menjadi ketakutan seperti ini?

~~~~~~~~~

Tanganku gemetar . Lututku juga serasa goyah . Kedua mataku tak bisa melihat dengan jelas karena kabut yang mendadak menutupinya........

Tubuh Keisha terbujur kaku diatas tempat tidur. Sebuah jarum infus menusuk pembuluh darah di tangannya. Juga sebuah ventilator terpasang untuk membantu pernafasannya. Sebuah monitor terdapat disisi kepalanya untuk mendeteksi denyut jantungnya. Gadis itu diam tak bergerak , tapi aku tahu ia masih bernafas.

"Apa yang terjadi dengan Keisha?" tanyaku terbata seraya mengalihkan pandanganku ke arah mama dan papa. Namun keduanya hanya terdiam membisu. Membuatku jengkel. "Apa yang terjadi dengan Keisha ?!!!" teriakku geram.

"Dia koma , Kay..."jawab papa lirih. " Keisha sakit parah."

Apa?! Aku terhenyak kaget.

"Sakit apa ?"tanyaku cepat. "Sejak kapan ? Kenapa kalian merahasiakan ini dariku?"

"Keisha yang meminta kami merahasiakan penyakitnya darimu . Dia nggak ingin melihatmu bersedih ." tandas papa dengan nada pilu. "Hidupnya nggak akan lama lagi...."

Tubuhku lemas. Aku ambruk ke lantai karena tak bisa menyangga berat tubuhku lagi....

"Keisha......"isakku tak tertahan. Air mata berhamburan jatuh ke wajahku.

Jadi ini alasanmu melakukan semua untukku ? Sebatang cokelat , boneka kelinci berbulu putih , juga saat dia meminta untuk tidur bersamaku .Bahkan dia memberikan Angga padaku ... Lelucon yang tidak lucu, Kei. Kenapa kamu melakukan itu padaku ? Harusnya kamu bilang kalau kamu sakit ,agar aku mengasihanimu dan tidak memancing perdebatan denganmu . Tapi kenapa kamu malah merahasiakan penyakitmu dariku ? Ini tidak adil , Kei ! Aku yang selalu membencimu dan menganggapmu sebagai sainganku , kenapa harus kamu yang sakit ? Kenapa bukan aku saja yang berhati jahat ini? Kenapa ???!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar