Selasa, 15 Januari 2013

MEMORY OF SENGGIGI


Senggigi.... Matahari sudah tergelincir beberapa derajat dari atas kepala. Sinarnya juga sudah berkurang, tak seterik tadi. Angin semilir berhembus sejuk dari arah pantai. Segerombolan awan putih serupa kapas tampak bergerak lambat ke arah barat. Menjemput senja. Hans meletakkan papan selancarnya diatas pasir. Rasa penat memaksanya mengambil tempat duduk untuk beristirahat usai beraksi dengan papan selancarnya diatas ombak Senggigi. Cowok itu melepaskan lelah ditubuhnya seraya menerawangkan pandangan matanya ke arah pantai Senggigi. Menanti senja bergulir. '' Sendirian ?'' Sebuah sapaan lembut mengoyak lamunan Hans. Cowok itu mengangkat dagunya dan seorang gadis cantik bergaun putih telah berdiri di sebelahnya. Dengan senyum manis terkembang di bibirnya. Membuat cowok itu terkesima karena takjub. Gadis itu serupa bidadari yang jatuh dari langit. Cantik luar biasa ! '' Iya.'' sahut Hans tergagap. Lantas dengan salah tingkah ia menyilahkan gadis itu untuk duduk di sebelahnya. Dan tampaknya gadis itu juga menyambutnya dengan gembira. Aroma bunga segera menyapa hidung Hans begitu gadis itu duduk di sebelahnya. Membuat dada cowok itu bergetar tak karuan. Gadis cantik itu telah mencuri hatinya dalam hitungan detik saja! ''Liburan ?'' tegur gadis itu kembali. Ujung gaun putihnya dibiarkan jatuh terjuntai ke atas pasir. '' Hm.'' Hans mengangguk. '' Kamu sendiri?'' ia membalikkan pertanyaan. '' Sekedar mencari udara segar. Jakarta terlalu panas.'' sahut gadis cantik berambut panjang itu. Hans tertawa renyah. Kebetulan yang indah karena mereka berdua sama-sama tinggal di ibukota. Bukankah ada seribu kesempatan yang terbuka lebar untuk mengenal gadis itu lebih jauh lagi. Siapa tahu juga ia bisa mendapatkan hati gadis cantik itu, batin Hans berkhayal. '' Aku Martina. Kamu ?'' gadis itu memperkenalkan dirinya beberapa saat kemudian. '' Hans.'' sahut Hans pendek. Gadis itu tersenyum seraya mengamati raut wajah Hans. Entah apa yang sedang ia cari disana. '' Kenapa menatapku seperti itu ? Apa ada yang salah dengan wajahku ?'' sentak Hans pada gadis yang bernama Martina itu. Gadis itu tersenyum kecil. '' Rasanya kamu mirip dengan seseorang.''tandas Martina. '' Siapa ? Cowok kamu ?'' tebak Hans tanpa basa basi. Namun hanya senyum manis yang ia dapati di bibir Martina. Padahal ia sedikit penasaran dengan kehidupan pribadi bidadari manis itu. '' Kamu sering kesini ?'' tanya Martina kemudian. Mengalihkan topik permasalahan. '' Baru sekali ini.''sahut Hans.'' Entah kenapa tiba-tiba saja aku ingin pergi ke tempat ini. Semacam ada panggilan dari sana. '' papar Hans seraya menunjuk ke arah laut. Martina menatap arah yang di tunjuk Hans.Lantas ia menggumam, '' Pantai ini adalah tempat favoritku. Setiap kali aku punya masalah, aku pasti datang kesini.'' tandas Martina. '' Berarti saat ini kamu punya masalah.'' tebak Hans berani. Tanpa berpikir akan menyinggung perasaan si gadis. '' Tidak juga.'' sahut Martina pelan .'' Aku hanya sedang rindu pada seseorang, makanya aku datang kesini.'' imbuhnya. '' Kekasihmu?'' tanya Hans penasaran. Gadis itu mengangguk. Dan Hans bisa merasakan kecemburuan mulai menghinggapi hatinya. Betapa beruntungnya cowok yang bisa mendapatkan hati Martina. Seandainya ia bisa merebut Martina dari cowok itu........ '' Apa yang sedang kamu pikirkan ?'' tanya Martina tiba-tiba. Membuat Hans gelagapan seketika. Seolah gadis itu bisa membaca pikirannya. Sialan, batin Hans kesal. '' Tidak ada.'' sahut Hans cepat. Kikuk. '' Kekasihmu dimana? Apa dia tidak ikut kesini?'' desak Hans kemudian. Mengalihkan perhatian Martina sekaligus mengorek kehidupan pribadi gadis itu. '' Dia menikah dengan gadis lain.'' jawab Martina lirih. Penuh luka dan kecewa. Oh my God! teriak hati Hans. Gadis secantik itu dikhianati kekasihnya sendiri ?Betapa bodoh laki-laki yang telah mencampakkan Martina. Lagipula dimana otaknya , sampai-sampai tega membuang bidadari secantik Martina. Hans memaki-maki sendiri dalam hatinya. Entah pada siapa. '' Kasihan,'' gumam Hans nyaris tak terdengar. Namun ia merasa sedikit lega. Berarti kesempatan untuk mendekati gadis itu terbuka lebar baginya. '' Aku baik-baik saja Hans.'' ucap Martina pelan. Seraya tersenyum tipis. Namun gadis itu tak bisa menutupi secercah luka yang terpancar dari kedua bola mata beningnya. Menumbuhkan rasa iba yang mendalam di hati Hans. Sementara itu matahari telah bergerak ke barat. Menandakan senja telah tiba. '' Aku harus pergi sekarang, Hans.''ucap Martina berpamitan. Gadis itu bangkit dari tempat duduknya. Diikuti oleh Hans. ''Apa kita akan bertemu lagi setelah ini?'' tanya Hans. '' Tentu,'' sahut Martina sembari tersenyum. Membuat Hans berteriak girang dalam hatinya. Hans menatap punggung Martina yang bergerak menjauh pergi. Dan ia sendiri masih bertahan di tempat itu.Mungkin menanti matahari tenggelam sembari menyusun rencana mendekati Martina. Terlebih ia sudah mengantongi alamat gadis misterius itu. ~~~~~~~~~~~~ Benarkah ini rumah Martina, si gadis misterius yang ia temui di pantai Senggigi tiga hari yang lalu? batin Hans takjub. Cowok itu telah berdiri di depan sebuah rumah mewah bergaya Eropa di kawasan perumahan elite di tengah kota. Tapi alamat yang diberikan Martina memang mengarah pada rumah itu. Hans menghirup nafas dalam-dalam dan mencoba menata hatinya.Ia berusaha mengusir rasa gugup yang mendadak muncul tepat disaat ia hendak menekan bel pintu pagar rumah Martina. Setelah ia berhasil menenangkan perasaannya sendiri, cowok itu bergegas menekan bel seraya berdoa semoga Martina yang muncul dan membuka pintu pagar rumah mewah itu. Tapi rupanya doa Hans belum terkabul. Seorang pelayan tampak tergopoh-gopoh menuju ke pagar. '' Mau cari siapa ?''tanya pelayan itu tanpa membuka pintu pagar. '' Benar ini rumah Martina ?''tanya Hans balik. Namun pelayan berumur paruh baya itu mengernyitkan keningnya. Tanpa sepotong kalimatpun ia bergegas pergi dari hadapan Hans yang masih berdiri terpaku dibalik pagar. Sial, batin Hans jengkel. Cowok itu merasa kesal karena pelayan itu bersikap acuh tak acuh padanya. Sebagai seorang tamu , ia merasa di abaikan.Padahal ia juga bersikap baik, tapi.... Pelayan itu muncul kembali beberapa menit kemudian dan dengan serta merta ia membuka pintu pagar. Lantas menyuruh Hans untuk mengikuti langkahnya. Hans bingung dengan sikap pelayan itu. Namun ia merasa lega karena pada akhirnya ia bisa masuk ke dalam rumah Martina. Hans takjub begitu masuk ke dalam rumah itu. Berbagai perabotan mahal tampak mengisi ruang demi ruang rumah itu. Hans tak menyangka, ternyata Martina sekaya itu... ''Ehm...'' Hans terkejut. Ia baru menyadari jika ada seseorang didalam ruangan itu. Seorang wanita tua sedang duduk diatas sebuah kursi roda. Ia mengamati sosok Hans dari ujung kepala hingga ujung kaki. Mungkin dia adalah nenek Martina, batin Hans.Cowok itu buru-buru memberi salam pada wanita tua itu sebelum ia di anggap tidak sopan. '' Kamu siapa?''tanya wanita tua itu. Raut mukanya tampak serius. '' Saya teman Martina,'' tandas Hans berusaha sopan. ''Teman Martina?'' tampaknya wanita tua itu meragukan ucapan Hans. Terbukti dengan kerutan di dahinya yang sengaja ia lipat. Hans tersenyum kaku. ''Sebenarnya kami cuma bertemu sekali,'' jelas Hans kemudian. '' Kapan?'' tanya wanita tua itu cepat. '' Kapan kamu bertemu dengan Martina?'' ulangnya lagi. '' Tiga hari yang lalu.'' sahut Hans. ''Kebetulan kami bertemu di pantai Senggigi. Dan dia memberi alamat rumah ini.'' Wanita tua itu tampak kaget. Seolah-olah baru saja mendapat serangan jantung. Raut mukanya juga tak bisa menyembunyikan keterkejutan yang teramat sangat. Giliran Hans yang bingung. Ia menjadi merasa bersalah telah mengatakan pertemuannya dengan Martina. Mungkin seharusnya ia tidak mengatakan hal itu jika akan membuat wanita tua itu terguncang. '' Apa anda baik-baik saja?'' tanya Hans sedikit cemas usai melihat reaksi wanita tua itu. '' Ya.'' sahut wanita tua itu. '' Aku baik-baik saja.'' Hans menarik nafas lega. Ia sempat khawatir tadi. ''Kalau boleh tahu , dimana Martina sekarang? Apa dia baik-baik saja?'' tanya Hans kemudian. Hati-hati. Takut menyinggung. Wanita tua itu tak langsung menjawab. Hanya sorot matanya yang sayu menatap lekat-lekat ke arah Hans. Entah apa yang di lihatnya dalam diri Hans. '' Apa kamu benar-benar ingin tahu dimana Martina sekarang?''tanya wanita tua itu pelan. Hans mengangguk tanpa ragu. Tentu saja ia ingin tahu keberadaan bidadari cantik itu. Wanita tua itu menarik nafas panjang sebelum berkata-kata. '' Yang kamu temui tiga hari yang lalu bukanlah Martina.'' tandasnya membuat Hans kaget. Kalau yang ia temui saat itu bukan Martina, lantas siapa gadis itu? Siapa Martina yang sebenarnya? ''Martina sudah meninggal dua puluh tahun yang lalu.'' tandas wanita tua itu. Seketika membuat Hans terguncang hebat.'' Dia menenggelamkan diri di Senggigi. Dan tiga hari yang lalu adalah hari kematiannya,'' paparnya. Hans tertegun mendengar penuturan wanita tua di hadapannya. ''Martina datang padamu, karena kamu sangat mirip dengan kekasihnya. Kamu adalah satu-satunya orang yang di datangi arwah Martina setelah dua puluh tahun kematiannya.'' lanjut wanita tua itu kembali. ''Siapa nama kekasih Martina?'' desak Hans penasaran. '' Frans Darmawan.'' Hans tercekat. Bukankah itu adalah nama ayahnya? Jadi Martina adalah mantan kekasih ayahnya yang ia campakkan hanya demi untuk menikah dengan ibunya. ''Sebenarnya apa yang terjadi pada mereka berdua?'' tanya Hans kemudian. Sekaligus mengorek masa lalu ayahnya. ''Martina sangat mencintai Frans. Tapi sayangnya Frans tidak pernah membalas cinta Martina. Tepat di hari pernikahan Frans, Martina kabur dan menenggelamkan dirinya di pantai Senggigi. Itulah sebenarnya yang terjadi pada Martina.'' Hans mengerti sekarang. Sungguh malang nasib Martina. Namun ia juga menyayangkan sikap yang diambil gadis itu. Tidak seharusnya ia mengakhiri hidupnya sendiri dengan cara seperti itu. Cowok itu meninggalkan rumah Martina dengan dipenuhi berbagai macam pikiran tentang gadis misterius itu. Haruskah ia menceritakan pengalamannya bertemu dengan arwah Martina pada ayahnya??

Tidak ada komentar:

Posting Komentar