Senin, 23 September 2013

COULD IT BE LOVE ?


Perseteruan keluarga Darmawan dan keluarga Sandoro sudah dimulai sejak keduanya duduk di bangku SMA. Saat itu keduanya adalah sahabat baik dan belum bermusuhan seperti sekarang. Perseteruan itu bermula saat keduanya mengenal seorang gadis cantik bernama Maya. Maya adalah siswi baru di sekolah mereka. Darmawan dan Sandoro sama-sama jatuh cinta pada Maya. Mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan cinta si gadis. Bahkan mereka mulai bersaing dalam segala hal sejak itu. Baik prestasi dalam pelajaran maupun olahraga. Tapi sayang, tak ada satupun dari mereka yang mendapatkan cinta Maya.
Maya lebih memilih orang lain daripada Darmawan atau Sandoro. Namun perseteruan itu tak berhenti disitu meski tak ada satupun yang bisa memenangkan hati Maya. Perseteruan itu berlanjut sampai kini.
Keduanya mendirikan perusahaan yang bergerak dalam bidang yang sama. Persaingan bisnis usaha.
Tapi tak cukup itu saja. Anak-anak merekapun mewarisi perseteruan kedua orang tuanya. Benar-benar keterlaluan......

$$$$$$$

Alika bersungut-sungut dibangkunya saat mendengar laporan dari Tya, kalau si Rio ganti mobil lagi. Kali ini mobil sport yang lumayan mahal ketimbang sebelumnya. Membuat telinga putri tunggal keluarga Darmawan itu sontak panas.
Apa hebatnya punya mobil sport,batin Alika kesal. Pasti dia ingin pamer dan ingin dipuji cewek-cewek di sekolah itu.
Huh, desahnya seraya menutup majalah. Gadis itu beranjak dari bangkunya dan hendak pergi.
"Loe mau kemana?"tegur Tya begitu melihat sahabatnya hendak pergi meninggalkan bangkunya.
"Perut gue mules,"sahut Alika ngawur."Loe mau ikut?"
"Idih males banget,"timpal Tya sewot.
"Ya udah,"sahut Alika malas.
Tapi ups! Alika nyaris menubruk Rio yang baru saja masuk kelas. Padahal kurang 2 centi saja.
"Kalo jalan liat-liat dong!"seru Alika spontan. Padahal dia sendiri yang tidak melihat kedepan tadi. Tapi ia malah melimpahkan kekesalannya pada cowok itu.
"Eh, bukannya loe yang nggak liat jalan,"balas Rio tak kalah sengit."Eh, tapi ngomong-ngomong loe udah liat mobil baru gue belum?"tanya Rio dengan lagak angkuhnya.
"Apa penting gue harus liat mobil baru loe? Kayaknya nggak deh,"sahut Alika terdengar ketus.
"Ya jelas penting banget dong,"timpal Rio cepat. "Bukannya loe harus tahu semua berita ter-update tentang gue,"imbuhnya lagi.
"What?!"Alika memelototkan kedua matanya."Berita ter-update tentang loe? Sok penting banget sih loe.Perut gue mules liat muka loe,tahu nggak,"Alika ngacir usai menyelesaikan kalimatnya.
"Dasar cewek jutek,"gumam Rio kesal.

$$$$$$$

"Loe siap?!"seru Alika dari balik kemudinya.
"Siap,"sahut Rio seraya tersenyum pahit.
Kedua musuh bebuyutan itu telah siap pada posisi masing-masing. Mesin mobil telah dihidupkan dan tinggal menunggu aba-aba dari Oki.
1 2 3.....
Alika dan Rio segera menancap gas usai hitungan ketiga. Dengan konsentrasi penuh dan kecepatan tinggi mereka berdua melajukan mobil masing-masing di jalanan yang sepi.
Alika telah bertekad akan mengalahkan Rio malam ini setelah kedudukan mereka seri sebelumnya. Ia akan membuktikan bahwa mobil lamanya tak lebih buruk dari mobil baru milik Rio.
Mobil keduanya saling mengejar. Sesekali mobil Alika memimpin namun tak jarang mobil Rio mendahuluinya.
Dan pada lintasan terakhir, Rio membuktikann kemampuannya. Ia lebih dulu tiba di garis finish sedetik lebih cepat ketimbang Alika. Membuat gadis itu kesal bukan main.
"Loe harus mengakui kemampuan gue kali ini,"tandas Rio bangga.
"Loe beruntung aja kali ini, tapi lain kali loe harus terima pembalasan dari gue,"sahut Alika tegas. Tanpa gentar sedikitpun.
Rio tersenyum mendengar ucapan gadis itu. Rupanya ia masih belum menyerah juga,batinnya.
Telepon genggam milik Alika tiba-tiba saja berdering. Menghentikan percakapan penuh dendam itu.
"Papi.... Iya Alika sedang dijalan nih. Bentar lagi nyampek dirumah... Papi tenang aja,bye....."
Rio cekikikan mendengar percakapan rivalnya di telepon.
"Kenapa ketawa? Emang ada yang lucu?"tanya Alika sewot. Ia merasa ditertawakan oleh Rio.
"Tentu aja ada yang lucu. Bahkan lucu banget,"sahut Rio masih dengan tergelak.
"Apaan?"tanya Alika cepat.
"Loe tuh cewek kayak berandalan aja. Balapan liar malam-malam begini. Harusnya tuh,loe bobok manis di atas kasur pake masker bengkoang biar cantik besok pagi. Biar cowok-cowok pada kelepek-kelepek liat wajah halus loe. Kasian tuh mata loe, kayak mata panda gitu,"olok Rio.
Alika tak berkutik kali ini. Mungkin lain kali ia akan membalas olokan Rio. Karena ia harus segera pulang sebelum ayahnya murka padanya.

$$$$$$

Sial,maki Alika bertubi-tubi dalam hati. Pasalnya Bu Sofia mengadakan ulangan Biologi mendadak tanpa pemberitahuann sebelumnya.
Ia menyadari kelemahannya dalam bidang mata pelajaran ini, ditambah lagi ia jarang mencatat pelajaran dan juga semalam ia sama sekali tak menyentuh buku Biologi.
Gadis itu celingak-celinguk mencari sasaran contekan. Tya juga ikut ulangan jam kedua. Siapa yang bisa dimintai bantuan? batinnya bingung.
Aha! Kan ada Robby,batinnya riang.
Cowok itu kan pandai dalam pelajaran. Ia juga selalu masuk rangking tiga besar dikelas. Ditambah lagi, sepertinya Robby menaruh simpati pada Alika. Kenapa tidak memanfaatkan situasi ini, batin Alika mengatur strategi.
Alika menoleh kearah Robby sambil memberi kode rahasia pada cowok itu. Aih, tapi kenapa si Rio yang justru menoleh padanya.
Rio tersenyum sinis. Menertawakan kondisi Alika yang terjepit. Dari raut wajahnya Rio sudah bisa menyimpulkan jika gadis itu tengah kebingungan mencari bantuan.
Alika mendengus. Sebal pada cowok itu. Gara-gara Rio ia tidak belajar sama sekali. Karena cowok itu menantangnya balapan semalam.
"Alika!"
Teriakan Bu Sofia membuat gadis itu tersentak kaget. Pasti guru itu sudah mencurigai gerak geriknya sejak tadi. Dasar nasib apes, batinnya mengeluh.
"Kerjakan ulanganmu sendiri,"suruh Bu Sofia terdengar tegas dan lantang.
"Ya, bu,"sahut Alika enggan. Terdengar berat.

$$$$$$
"Gimana ulangannya Ka?"tanya Robby sembari menghampiri Alika yang tengah sibuk makan gorengan di bangku kantin.
Alika masih tampak kesal dengan kejadian tadi. Makanya gadis itu memasang tampang juteknya pada Robby yang ia pikir sengaja pura-pura tidak mengetahui kode rahasia yang ia kirimkan tadi.
"Biasa aja,"sahut Alika cuek.
"Tapi loe bisa ngerjainnya kan?"desak Robby lagi.
"Ya gitu deh,"sahut Alika lagi masih dengan nada cueknya.
Tepat disaat itu Rio dengan gaya angkuhnya tiba-tiba mendekat ke arah mereka.
"Rob, loe suka sama mata panda ini ya?"tanya Rio seraya menunjuk ke arah Alika. Tanpa basa-basi sama sekali.
Robby dan Alika serentak kaget dan mendelik pada Rio yang super usil itu.
"Hei, maksud loe apa?"bentak Alika geram.
Rio cekikikan melihat kemarahan yang telah bersarang dalam diri Alika. Rasanya ia sangat puas telah menyalakan api kemarahan pada diri gadis itu.
"Loe kan si mata panda. Emang loe nggak nyadar kalo lingkaran dibawah mata loe tuh udah parah banget.Makanya kalo malem tuh tidur dirumah. Jangan kelayapan kayak kelelawar,"sindir Rio dengan nada sinis.
"Dasar Rio jelek!"maki Alika seraya mencubit lengan cowok itu kuat-kuat. Membuat Rio menjerit kesakitan.
"Loe tuh cewek apa cowok sih, "gerutu Rio seraya menahan sakit.
"Rasain loe!"
Alika langsung melenggang pergi dari kantin tanpa mengucapkan basa-basi sepatahpun pada mereka.
Robby baru menyadari sesuatu sekarang. Ternyata Alika dan Rio sangat dekat melebihi dugaannya selama ini. Padahal semua tahu mereka bermusuhan. Namun Robby mencium sesuatu yang mencurigakan dibalik permusuhan itu. Sesuatu yang hanya mereka berdua ketahui.
Padahal Robby ingin mengungkapkan perasaannya pada gadis itu....

$$$$$$$

"Tya mana sih,kok lama banget,"gumam Alika sembari menatap ke arah koridor. Pasalnya lima menit yang lalu Tya pamit pergi ke toilet yang berada di ujung koridor, tapi sampai sekarang anak itu belum nongol juga. Padahal mereka telah janjian akan melihat pertunjukan Raisa siang ini sepulang sekolah. Tapi jika Tya tidak segera kembali mereka bisa terlambat pergi ke pertunjukan penyanyi favorit Alika itu.
"Alika,"
Alika mendapati seorang gadis cantik berdiri dihadapannya. Zaskia....
"Lagi nungguin siapa?"sapa Zaskia ramah.
"Lagi nunggu Tya,"sahut Alika seraya tersenyum."Loe belum pulang?"
Gadis itu menggeleng.
"Oh ya, loe liat Rio nggak? Gue mau ngembaliin buku Fisika punya dia nih. Apa enaknya gue nitip aja ke loe, loe nggak keberatan kan?"tanya Zaskia cepat.
Alika tergagap dan belum sempat menjawab pertanyaan Zaskia. Tapi buku Fisika milik Rio telah berpindah cepat ke tangannya.
"Thanks banget ya, Ka!"teriak Zaskia seraya melambaikan tangannya dari kejauhan. Gadis itu telah kabur duluan sebelum Alika memberikan persetujuannya.
Huft....
Alika hanya bisa menghela nafas meluapkan kekesalannya. Eh, tapi kenapa buku Fisika milik Rio ada pada Zaskia? Apa mereka berdua pacaran?
"Alika!"teriakan Rio yang tiba-tiba membuat Alika langsung terloncat kaget.
"Rio!"teriak Alika kesal. Tangannya menimpuk punggung cowok itu secepat kilat."Mau bikin jantung gue copot ya?"
"Abisnya loe bengong didepan kelas sih. Ntar kesambet jin baru tahu rasa loe,"olok Rio bercanda..
"Loe tuh jinnya. Emangnya loe nggak bisa nggak ngusilin orang sehari aja,"gerutu Alika kesal.
Tepat disaat itu Tya datang dengan langkah terbirit-birit.
"Sorry Ka, perut gue mules banget tadi,"lapor Tya sebelum Alika bertanya."Kayaknya gue nggak bisa ikut deh. Gue takut mencret di jalan,"ucap Tya setengah berbisik. Karena ada Rio disebelahnya.
"Tapi gue udah beli tiketnya nih, gimana dong? Masa nggak bisa ditahan sih?"Alika tampak sedih mendengar rencana mereka pergi ke pertunjukan Raisa batal gara-gara Tya terkena diare.
"Loe ngajak Rio aja,gimana?"tawar Tya tak kurang akal. Ia mendorong tubuh Rio kedepan Alika.
"Ada apaan sih?"tanya Rio bingung.
"Masa gue harus nonton bareng Rio sih,"gerutu Alika.
"Nonton apaan sih?"lagi-lagi Rio seperti orang linglung.

$$$$$$$

Could it be love.. Could it be love..
Could this be something that i never had..
Bibir Alika terus bergumam menirukan lantunan suara merdu Raisa yang tengah beraksi diatas panggung. Membuat Rio yang berdiri disampingnya terheran-heran melihat gadis itu. Alika nyaris hafal semua lagu yang dinyanyikan Raisa. Ternyata gadis mata panda yang biasa berkata kasar padanya itu punya sisi lembut juga, batinnya.
"Loe suka banget sama Raisa ya?"tanya Rio saat pertunjukan telah selesai dan mereka sedang dalam perjalanan pulang.
"He em,"sahut Alika sambil menganggukkan kepalanya.
"Kenapa?"desak Rio.
"Loe tuh aneh. Ngefans sama penyanyi kan hal yang biasa. Ngapain mesti ditanya segala,"timpal Alika sewot.
Duh nih anak, ditanya baik-baik malah sewot,batin Rio sambil geleng-geleng kepala.
"Oh ya,"tiba-tiba saja Alika teringat sesuatu hal."Emang loe sama Zaskia pacaran?"tanya gadis itu penasaran.
Rio sedikit kaget mendengar pertanyaan Alika.
"Kenapa? Loe jealous ya?"tanya Rio setengah menggoda.
"What?!"seru Alika dengan nada dibuat-buat."Gue jealous sama loe?Amit-amit deh. Yang naksir gue tuh pada ngantri. Loe belum tahu ya?"ucap Alika dengan nada angkuhnya.
"Kalo nggak jealous kenapa nanya?"desak Rio lagi.
"Tadi Zaskia nitip buku Fisika loe ke gue.Kali aja loe pacaran sama dia,"ucap Alika.
"Oh..."gumam Rio."Kemarin dia minjem buku itu sama gue. Punya dia ketinggalan dirumah,"papar Rio menjelaskan.Seolah takut kalau Alika salah paham padanya.
"Tapi kenapa dia minjem ke loe? Bukan ke orang lain atau ke gue?"gumam Alika seperti sedang berpikir.
"Yaah... Mana dia berani minjem ke loe. Tampang loe sangar gitu,"sindir Rio sengaja memancing kekesalan Alika.
"Atau jangan-jangan dia naksir sama loe...."
"Bisa jadi,"sahut Rio setengah bergumam."Kalo loe mau, loe juga boleh kok, ikut ngantri..."
"Ih, males banget,"sahut Alika sambil nyengir.

$$$$$$$

"Alika, balapan yuk,"
Kenapa suara Rio terdengar aneh di telepon, batin Alika heran.Dia mengajak balapan tapi kenapa nada suaranya seperti itu?
"Ogah,"sahut Alika ketus.
"Kenapa?"tanya Rio heran.
"Gara-gara loe, gue dimarahi abis-abisan sama papi gue. Gue nggak boleh keluar malem dan izin menyetir gue dicabut. Semua ini karena loe,tahu nggak?"
Rio tertawa cekikikan mendengar penjelasan Alika. Tapi ia berusaha menahannya agar gadis itu tidak bertambah marah padanya.
"Gue denger sekarang setiap malem polisi merazia jalanan karena sering ada balapan liar . Kalo gue ketangkep gue pasti dibunuh papi gue,"imbuh Alika lagi.
"Iya, gue juga denger,"sahut Rio kemudian."Eh,ulangan Biologi kemarin loe dapet nilai berapa?"
"Dapet kursi kebalik. Loe sendiri?"
"Gue dapet lima."
"Ternyata loe nggak pinter-pinter amat ya,"ucap Alika sembari tergelak.
"Tapi masih mendingan dibanding loe,"ucap Rio membela diri.
"Yeah, gue cuman nggak beruntung aja waktu itu. Coba kalo Robby ngasih contekan pasti gue dapet nilai delapan atau minimal tujuh,"
"Gue lihat kayaknya si Robby naksir loe deh,"timpal Rio."Lumayan kan punya pacar pinter pasti setiap ulangan dia ngasih contekan,"imbuhnya kemudian.
"Males ah,"sela Alika terdengar enggan."Gue nggak suka cowok pinter. Ntar gue keliatan begonya dong."
"Emang sih loe bego,"timpal Rio diiring gelak tawa yang keras.
"Loe tuh yang bego,"maki Alika kesal. Tuh cowok malam-malam begini meneleponnya hanya untuk memakinya. Dasar tukang usil yang kurang kerjaan,makinya dalam hati
"Loe udah tidur?"tanya Rio setelah beberapa saat tidak ada sahutan dari Alika.
"Hm...."Alika hanya bergumam pelan.
"Ya udah, gue tutup teleponnya."
Rio menutup telepon. Alika pasti sudah terlalu mengantuk sekarang,batinnya.

$$$$$$$$

"Ah sial!"umpat Rio kesal. Cowok itu hanya bisa tertegun melihat tangannya terkena bekas permen karet yang menempel di pegangan pintu mobilnya. Pasti ini kerjaan si Alika, batinnya menduga.
Dan benar saja, Alika tersenyum geli dari balik tembok saat melihat rivalnya terkena ulahnya. Gadis itu buru-buru mendekat ke mobil Rio sembari berlagak pura-pura tidak berdosa.
"Ada apa Rio?"tanya Alika berbasa-basi.
"Loe kan yang ngerjain gue?"seru Rio langsung menuduh gadis itu.
"Ngerjain apa?"tanya Alika masih berakting.
"Loe yang nempelin permen karet ke mobil gue kan? Ngaku aja deh,"suruh Rio memaksa.
"Kok loe nuduh gue sih? Mana bukti dan saksinya?"tantang Alika.
"Bener loe pingin tahu buktinya? Kita ke ruang monitor untuk melihat cctv-nya sekarang. Apa loe berani?"
Mati gue,batin Alika terjebak.
"Kenapa diem? Bener kan loe pelakunya?"desak Rio seraya menarik ujung rambut Alika yang tergerai panjang.
"Awww..."jerit Alika kesakitan."Loe tega banget ke gue. Gue kan cewek, Rio. Please, lepasin dong,"ratap Alika memohon.
"Makanya jangan usil,"ucap Rio seraya melepaskan rambut Alika.
"Sekali-sekali nggak pa pa dong,"seru Alika sembari menendang kaki Rio dengan keras. Seketika membuat Rio menjerit kesakitan.
"Dasar..."gerutu Rio tertahan karena gadis itu telah lebih dulu kabur dari hadapannya.
Alika melambaikan tangannya seraya tertawa penuh kemenangan.

$$$$$$$

Rio berdiri resah didepan pintu kelas. Matanya celingak-celinguk mengawasi siswa siswi yang baru saja tiba disekolah. Tampaknya ia sedang menunggu seseorang. Namun sosok yang ditunggunya belum juga muncul. Padahal jam nyaris menunjuk angka tujuh. Apa dia akan terlambat hari ini?
"Tya!"
Gadis yang disebut namanya itu menoleh begitu mendengar ada seseorang yang memanggilnya.
"Loe dateng sendiri?"tegur Rio kemudian saat melihat Tya sendirian. Biasanya ada Alika disampingnya. Tapi kali ini tidak ada Alika disana.
"Ya sendirian -lah. Emang napa?"pancing Tya. Rupanya ia mencium sesuatu yang mencurigakan pada diri Rio.
"Mana si mata panda?"tanya Rio kaku.
"Mata panda? Maksud loe Alika?"tanya Tya pura-pura bego.
"Ya, maksud gue dia,"sahut Rio tergagap.
"Dia nggak masuk hari ini. Yang gue denger dia masuk rumah sakit kemarin sore,"papar Tya membuat Rio langsung menunjukkan ekspresi terkejut.
"Sakit apa?"tanya Rio.cepat dan penasaran.
Tya terdiam sesaat.
"Kayaknya dia sakit parah deh,"ucap Tya."Mungkin sejenis kanker atau tumor. Gue nggak tahu persis. Alika paling jarang sakit selama ini, kalau dia masuk rumah sakit berarti penyakitnya parah,"imbuhnya dengan mimik serius.
"Yang bener?"desak Rio setengah panik.
Tya mengangguk cepat dan tegas. Seperti terhipnotis. Namun gadis itu tersenyum begitu melihat Rio buru-buru pamit pergi dari hadapannya.
"Dasar cowok aneh,"gumamnya sendirian.

$$$$$$$$

Rio mondar-mandir didepan kamar dimana Alika sedang dirawat. Rupanya cowok itu segera meluncur ke rumah sakit setelah mendapat info dari Tya bahwa Alika sedang sakit.
Cowok itu sedang resah sekaligus gugup. Kata Tya tadi, Alika sakit parah. Entah kanker atau tumor. Bukankah kedua penyakit itu sama-sama ganas dan mematikan? Bagaimana jika Alika....
Ah, tidak boleh, gumamnya. Alika tidak boleh mati!
Beberapa saat kemudian Rio memberanikan diri untuk masuk ke dalam ruangan Alika yang kebetulan kosong.
Gadis itu tampak tergolek lemah dan tertidur pulas. Jarum infus tengah menancap kuat di tangannya.
Kasihan dia, batin Rio seraya mendekat. Ia memperhatikan raut wajah gadis itu lamat-lamat.
"Loe sakit apa Ka?"tanya Rio seperti bergumam lirih.
Namun Alika tak diam dan tak terusik oleh suara Rio. Tidurnya terlalu pulas.
Rio mendesah berat. Sebenarnya tadi pagi ia sengaja menunggu kedatangan Alika untuk membalas dendam atas perbuatannya kemarin. Karena Alika telah menaruh permen karet di handle pintu mobilnya. Tapi siapa sangka gadis itu malah jatuh sakit seperti ini.
"Maafin gue ya, Ka,"ucap Rio kemudian."Selama ini gue udah keterlaluan sama loe. Gue menyesal dengan semua yang gue lakuin sama loe. Kalo gue tahu loe sakit, hari ini gue nggak akan berniat balas dendam atas kejadian kemarin. Sekali lagi maafin gue ya, Ka,"imbuh Rio penuh penyesalan.
Tapi Alika masih bergeming. Diam tanpa bergerak sama sekali.
Lalu ucap Rio lagi..
"Gue...."entah kenapa cowok itu tiba-tiba terbata."Sebenarnya gue sayang sama loe, Ka. Gue nggak pingin kehilangan loe. Loe harus sembuh,"tandas Rio jujur.
Jadi, selama ini Rio menyimpan perasaan yang begitu mendalam untuk Alika?
"Berisik!!"
Rio terhenyak mendengar teriakan yang tiba-tiba keluar dari bibir Alika. Cowok itu melongo melihat Alika yang tiba-tiba terbangun.
"Kalo loe berisik mana bisa gue tidur?"seru Alika bernada kesal.
"Loe....."Rio tergagap melihat reaksi Alika yang tak terduga itu.
"Apa loe bilang tadi?"tanya Alika setelah mengingat sesuatu."Loe sayang gue? Sejak kapan?"
Rio ternganga mendengar pertanyaan Alika. Jadi gadis itu tidak tidur dan mendengar semuanya?
"Apaan? Gue nggak bilang apa-apa kok,"elak Rio sambil menghindari tatapan mata Alika.
"Hei, gue denger semuanya kok. Loe bilang sayang gue dan nggak pingin kehilangan gue. Bener kan?"desak Alika mengejar pengakuan cowok dihadapannya.
"Nggak kok....."
"Rio....."Alika menarik lengan Rio agar cowok itu menatapnya."Kenapa mesti malu mengakui perasaan loe? Gue juga sayang loe kok....."
"Yang bener? Sumpah?"tanya Rio spontan dan tak percaya.
Alika mengangguk yakin.
"Iya,"sahut gadis itu mantap."Tapi ngomong-ngomong siapa yang ngasih tahu loe kalo gue ada disini?"
"Tya,"sahut Rio cepat."Dia bilang loe sakit parah.Sebenernya loe sakit apa sih?"
"Gue cuma kena maag kok. Tapi papi maksa gue untuk opname. Papi tuh emang terlalu khawatir,"
"Berarti Tya udah ngebohongi gue dong,"ucap Rio setelah sadar.
"Ya. Tapi kenapa loe mau?"
"Sialan,"gumam Rio menggerutu. Sementara Alika hanya bisa cekikikan melihat reaksi Rio.
Setelah mengetahui anak mereka saling jatuh cinta, Sandoro dan Darmawan sepakat mengakhiri perseteruan mereka selama ini. Dan juga mereka sepakat menjalin kerja sama bisnis dan kekeluargaan.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar